Selasa, 10 Mei 2011

SIPUT dan LALAT

SUATU hari, langit begitu indah dan cerah, awal dari musim semi yang membahagiakan. Di bawah pohon ceri, tampak seekor siput kecil merayap ke atas perlahan. Sementara itu, beberapa saat kemudian, muncul seekor lalat yang terbang kemari dengan ceria sambil memerhatikan si sipt. Melohat si sipur merayap perlahan, sang lalat berkata, "Hai, Siput. Kamu hendak ke mana?" Dengan tenang sambil merayap si siput kecil menjawab, "Mau makan buah ceri." "Ha ha ha, Siput bodoh. Mana ada buah ceri? Aku dari atas sana, buah cerinya enggak ada." Lalat menertawakan perilaku si siput kecil. "Aku enggak peduli, saat aku tiba di atas,"kata si siput, "pohon cerinya pasti sudah berubah."

Sebuah pelajaran berharga yang diberikan si siput kepada kita adalah tentang tujuan hidup yang jelas. Terkadang, bentuk nyatanya tak tampak. Namun, mereka yang sukses adalah mereka yang bisa menembus waktu, melihat ke depan dan tetap teguh, gigih bergerak untuk mencapai impiannya. Orang lain, mungkin tidak melihatnya, bahkan mungkin mencemooh, karena mereka tidak mengerti.


Beranilah bermimpi dan tetaplah teguh bergerak untuk meraih mimpi tersebut.

Gadis Kecil dan Bunya Mawar

Cerita inspiratif,

SUATU hari, seorang gadis kecil keluar dari rumahnya. Ia mulai berjalan menyusuri setapak di depan rumahnya. Setelah berjalan beberapa langkah, tepat di samping jalan setapak berbatu dan berkerikit itu, matanya segera tertuju pada sekuntum bunga mawar besar yang sedang mekar dengan begitu indahnya. Dengan pandangan takjub, jari jemari sang gadis kecilpun tergerak untuk memetik salah satu kuntum bungan mawar yang indah itu. Dan, ia pun memetik sekuntum.

Setelah di petiknya, ia menghirup aroma mawar yang wangi itu. Lantas dengan senang, bunga itu dibawanya pulang. Namun, sesampainya di rumah, sang gadis bingung untuk menaruh bunga mawar yang dipetiknya. Setelah cukup lama terdiam, ia teringat akan vas bunga tua yang sudah usang dan jarang dipakai, yang disimpannya di dalam lemari. Maka, dengan ceria, ia menghampiri lemarinya dan mengeluarkan vas bunga yang tergeletak di dalamnya. Kemudian, ia pun membersihkan vas tua yang telah usang.

Dengan tekun gadis kecil itu mengelap dan membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di vas tua itu. Dibutuhkan beberapa waktu lamanya untuk membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di vas. Setelah bersih dan agak mengkilap, ia mengisi vas itu dengan air. Lantas ia menaruh bunga mawar yang indah itu ke dalam vas. Sekarang bunga itu telah mempunyai tempat yang layak. Tetapi, muncul persoalan baru, sang gadis bingung menaruh vas itu. Maka, dengan hati-hati, ia meletakkannya di atas meja ruang tamu. Tetapi, setelah ditaruhnya vas itu, sang gadis mengamati bahwa meja ruang tamunya sudah usang dan kotor. Jadi, kalau bunga itu ditaruhnya di sana, rasanya menjadi tidak terlalu pantas.

Sang gadis berpikir bahwa bunga mawar yang indah tampaknya tidak elok kalau ditaruh di atas meja yang kotor. Maka, ia pun berlari menuju kamar, dan mencari taplak meja yang biasanya disimpan dalam lemari. Taplak itu pun lalu dikeluarkannya dengan hati-hati, lalu ia bentangkan dan ditaruhnya di atas meja yang usang itu.

Kini meja itu tertutup taplak dan menjadi tempat yang indah dan tampak layak bagi vas bunganya. Sejenak sang gadis menikmati vas bunganya yang tampak indah di atas meja ruang tamu. Namun, sang gadis mulai menyadari bahwa ia masih mempunyai persoalan. Masalahnya, kondisi ruang tamu selalu tampak gelap dan suram karena jendela dan pintu yang selalu tertutup. Akibatnya, vas bunga berisi mawar itu tidak terlihat dari kejauhan, sehingga tidak ada yang bisa menikmatinya. Maka, dengan hatihati, sang gadis mengambil kursi dan menaruhnya dekat jendela. Lalu dengan sekuat tenaga, ia mendorong daun jendela. Akhirnya, sang gadis berhasil membuka jendela. Dan, ketika jendela terbuka perlahan-lahan, sinar matahari dengan cerahnya menerobos masuk melalui jendela dan mulai menerangi seisi ruang tamu rumah tersebut. Kini, ruang tamunya menjadi terang dan bercahaya. Dengan demikian, ruang tamu yang tadinya gelap dan suram kini menjadi terang dan bersinar, hanya karena sekuntum bunga yang sederhana.

Cerita ini kiranya akan selalu mengingatkan kita bahwa hal-hal yang besar kerap kali dimulai dar proses yang kecil.

Semoga cerita ini mengingatkan kita untuk tidak selalu terkesima dengan hal-hal besar dan spektakuler, sehingga lupa dengan hal-hal kecil yang sederhana.

Jadi tunggu apa lagi, mari kita memulai perubahan yang baik untuk menghasilkan sesuatu yang baik, dengan melakukan hal-hal kecil yang positif setiap waktu. Cepat atau lambat, perubahan ini merupakan momentum yang menggerakkan tenaga untuk perubahan lebih besar dalam kehidupan kita.

Pepatah Cina mengatakan bahwa perjalanan bermil-mil jauhnya hanya dimulai dari satu langkah. Mari kita memulai dari yang kecil sekarang juga.

Tidak Ada yang Terlalu Muda dan Terlalu Tua untuk Berhasil

APAKAH Anda termasuk salah satu dari mereka yang selalu membatasi diri dengan alasan usia?Mereka mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai lagi peluang untuk sukses karena mereka sudah terlalu tua. Atau, mereka berkata bahwa mereka menunggu dan bersiap-siap untuk sukses, karena mereka masih terlalu muda. Apapun yang Anda katakan, kerap kali ini merupakan cara Anda memberikan excuse atau pemakluman untuk tidak berani meraih yang sesungguhnya Anda idam-idamkan.

Teman-teman, sebenarnya, tidak ada kata terlalu muda atau terlalu tua untuk mencapai apa yang Anda ingin raih. Cobalah mempertimbangkan kehidupan orang-orang ini: George Burns memperoleh piala Oscar ketika usianya sudah mencapai 80 tahun. Golda Meir menjadi Perdana Menteri Israel pada usia 71 tahun. Mozart baru berusia 7 tahun ketika komposisinya diterbitkan untuk pertama kali. Nenek Moses mulai melukis ketika ia berusia 80 tahun. Ia telah menyelesiakan lebih dari 1.500 lukisan selama hidupnya dan 25 % dari lukisannya diselesaikan ketika ia berusia 100 tahun. Benjamin Franklin menerbitkan surat kabar ketika ia berusia 16 tahun. Masih banyak daftar lain yang masih bisa ditambahkan di sini.

Demikianlah, tua atau muda semuanya adalah soal persepsi. Sayangnya, dalam hidup ini, usia kerap kali dijadikan alasan. Ketika kita gagal, kita selalu mengaitkannya dengan usia. Tidak mendapatkan kesempatan, kita mengaitkan dengan usia. Melihat biografi jutaan orang yang berhasil dalam hidupnya di usianya yang senja ataupun orang-orang yang justri berhasil di usianya yang begitu muda, memberikan makna baru bagi kita.

Usia bukanlah alasan yang bisa dicari-cari sebagai excuse atas kegagalan dan ketidakmampuan dalam kehidupan. Intinya, tidak ada korelasi atara kesuksesan dan usia dalam kisah mereka yang berhasil. Kenyataannya, selama orang mau berusaha dan mencoba, usia menjadi sesuatu yang tidak terlalu relevan. Tua atau muda bukanlah inti dari masalahnya. Tak perlu menyerah dan tetap mempunyai peluang untuk sukses. Sukses, pada akhirnya ada pada keinginan dan usaha kita, bukan pada usia kita.

Disadur dari : Pelampung Hati by Antony Dio Martin

Tanggung Jawab

Jendral Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Jendral Soedirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun, ia sudah menjadi seorang jendral. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan/Pramuka Hizbul Wathan.

Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara pembela Tanah Air atau Peta di Bogor. Begitu tamat pendidikan langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan kahirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan RI. Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak peduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan RI yang dicintainya. Ia tercatat sebagai penglima sekaligus jendral pertama dan termuda Republik ini.

Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konseluen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa dan negara. Cinta dan tanggung jawabnya kepada tugasnya sebagai pemimpin tentara, membuat jendral yang meninggal di usia 34 tahun ini digelari pahlawan kemerdekaan.

Ref:http://id.wikipedia.org/wiki/Soedirman